Rabu, 02 September 2015

Peralatan Tempur Sukses ASI #Part 2

sumber gambar: asistoterjogja.com

Sambungan dari pembahasan sebelumnya, di mana kita sudah selesai membahas kulkas, breastpump, dan penyimpanan ASI. Kali ini saya tuliskan pengalaman saya tentang beberapa kebutuhan peralatan sukses ASI yang saya pakai lainnya.

8. Sterilizer & Warmer
Jika bunda berada di daerah dengan kualitas air yang baik, mungkin alat ini tidak terlalu diperlukan. Bunda busa menyeteril peralatan ASIP dengan merebus. Namun, jika air di daerah bunda mudah menimbulkan kerak, sebaiknya bunda menggunakan alat penyeteril listrik. Sterilizer dan warmer ini biasanya bekerja dengan prinsip steaming, jadi seperti mengukus atau menggunakan uap air yang sangat panas.

Kapasitas alat ini juga bervariasi, ada yang hanya muat 1 botol, 2 botol, bahkan 8 botol. Dan saya punya ketiganya, ini pun kadang masih kurang hehehe... . Ketiga alat yang saya punya tersebut merk CROWN. Harganya relatif murah dibanding tommee tippe, philips, pigeon dan sebagainya. Walaupun lebih murah, dari sisi keawetan tetap bisa diandalkan.

Saya menggunakan aqua/ air meneral kemasan untuk menyeteril. Harapannya untuk meminimalisasi kerak yang timbul pada lempeng pemanas selama poses sterilisasi/ penghangatan. Nah, jika pemanas sudah berkerak bunda bisa menggunakan asam sitrat yang dilarutkan dengan air panas dan merendam semalaman sambil digosok-gosok perlahan dengan sabut cuci piring. Asam sitrat murah meriah bisa dibeli di toko kelontong atau di toko bayi terdekat.

9. Pembersih Botol
Ada banyak model sikat pembersih botol. Saya paling suka sikat pembersih botol keluaran pigeon, sikatnya lembut dan gagangnya bisa muter sendiri. Tapi, yang terpenting dari sikat botol adalah bisa masuk ke mulut botol terutama botol ex UC. Untuk botol ex UC saya menggunakan siakt keluaran JENNY, agak kasar memang, tapi ini satu-satunya sikat botol yang saya temukan bisa masuk ke botol ex UC. Sikat ini saya beli di olshop. Bunda perlu sediakan juga beberapa sikat kecil untuk membersihkan nipple, atau bagian-bagian kecil dari breastpump dan peralatan ASIP lainnya. Pengalaman saya, sikat kecil ini cepet sekali rusak dibandingkan sikat-sikat botol yang lebih besar, jadi saya nyetok beberapa sikat sikat kecil di rumah. Sikat kecil tersebut ada yang keluaran pigeon dan beberapa yang lainnya saya lupa merknya apa tapi memiliki ukuran yang lebih kecil dari pigeon, jadi lebih bisa menjangkau daerah-daerah yang kecil dan sempit.

Sabun pembersih botol, saya pilih merk PURE yang bebas SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan food grade. SLS adalah bahan pembentuk busa yang biasa ditambahkan pada produk-produk pembersih. Yang pernah saya baca, pada kadar tertentu SLS bisa menyebabkan gangguan pada kulit dan jaringan-jaringan di dalamnya seperti iritasi kulit, sariawan, iritasi mukosa saluran pencernaan, kerontokan rambut dan sebagainya. Selain bebas SLS, Pure pembersih botol ini mudah sekali dibilas dan tidak meninggalkan bau khas wangi sabun yang menyengat pada botol, jadi sangat user friendly kalau pake bahasa teknologi, hehehe... .

9. Breastpad
Saya pernah mencicipi menggunakan breastpad keluaran Pigeon yang sekali pakai alias disposableBreastpad ini saya dapatkan sepaket dengan breastpump manual Pigeon yang saya beli. Nyaman banget makenya, ndak mikir nyuci pula. Tapi kalau sampai berlanjut terus, dihitung-hitung ya mahal jatuhnya. Akhirnya saya memutuskan membeli breastpad  keluaran GG (merk yang sama dengan clodinya anak-anak) yang washable supaya go green dan tentunya lebih ngirit. Cantik-cantik warnanya, hehehe. Nggak tanggung-tanggung, saya beli langsung 4 kantong di mana 1 kantong berisi 3 pasang breastpad. Cukup nyaman dipakai, recomended lah untuk mengurangi ketidaknyamanan karena kebocoran ASI terutama di bulan-bulan pertama bayi baru lahir. Breastpad ini masih bisa saya pakai sampai anak kedua, bahkan masih tetap baik kondisinya jika nanti dipakai saat menyusui anak ketiga dan seterusnya (semoga :D ).

10. Media Pemberian ASI
Ada banyak metode pemberian ASI, dari yang paling umum seperti dot, cupfeedersoftcup, spuit, sendok, gelas, botol sendok, dan sebagainya. Para pakar menganjurkan untuk tidak menggunakan dot sebagai media pemberian ASI karena dapat menimbulkan bingung puting, berisiko menimbulkan infeksi telinga tengah, dan beberapa efek samping lainnya. Namun demikian, segala keputusan ada di tangan bunda dan panda untuk memilih metode pemberian ASIP yang paling tepat untuk buah hati, dan tentunya menyesuaikan dengan kondisi buah hati.

Saya memilih menggunakan dot baik untuk anak pertama maupun kedua. IMHO, secara alami bayi memang “membutuhkan” ngenyut sebagaimana ketika ia minum langsung dari payudara ibunya. Ada efek menenangkan ketika bayi melakukan aktivitas ini, jadi bagi kami ngedot masih menjadi pilihan utama karena faktor kenyamanan anak dan tentunya tidak merepotkan yang momong. Sebuah sumber menyebutkan bahwa setelah anak mencapai periode mantap menyusu, yaitu sekitar 4 minggu maka tidak mengapa anak menggunakan dot. Hanya saja, bunda tetap waspada manakala anak menunjukkan tanda-tanda bingung puting dan sebagainya. Bunda juga perlu mengatur strategi agar kelak anak tidak ketergantungan dot sampai besar. Anak saya yang pertama hanya mau ngedot sampai umur 4 bulan, selanjutnya sedotan, sendok, dan gelas menjadi media utama. Alhamdulillah, saya tidak perlu repot-repot melakukan penyapihan dengan dot.

Saya menggunakan botol dot yang tidak terlalu mahal, yang peting BPA free. Andalan saya masih Pigeon standardneck dan wideneck dengan peristaltic teat dan peristaltic plus. Belakangan saya juga menggunakan botol kaca RBS yang bisa langsung dihubungkan dengan teat (dot) ukuran standar untuk mengurangi lemak ASIP yan terbuang. Sebenarnya saya juga mupeng banget nyobain angled bottle-nya Playtex Ventaire atau botolnya Innosese keluaran Mothercare, reviewnya bagus-bagus tapi muahalll. Saya kurang berpengalaman menggunakan cupfeeder ataupun softcup, jadi tidak bisa memberikan rekomendasai di sini.

Sekian dulu tulisan saya tentang peralatan tempur bagi para pejuang ASI. Semoga bermanfaat dan semoga sukses ASIX dan ASI sampai 2 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar