Kamis, 13 Oktober 2016

Mulai Kapan dan Bagaimana Melatih Bayi Minum ASIP?

sumber gambar: dokteranakku.net

Termasuk the most frequent question seputar per-ASI-an, kapan dan bagaimana melatih bayi minum ASI perah. Pengetahuan ini penting ayah bunda ketahui sejak sebelum bayi lahir. Karena... ayah bunda akan mempersiapkan banyak hal. PERSIAPAN yang paling penting adalah persiapan hati dan mental merelakan buah hati minum ASIP dari "media." Persiapan penting lainnya adalah menyiapkan peralatan  dan maintenance-nya. Peralatan yang perlu disiapkan adalah peralatan tempur ASI dan media untuk memberikan ASIP. Media yang dapat dipergunakan antara lain dot, spet/ spuit, pipet, sendok, botol sendok, softfeeder, cupfeeder, bahkan gelas kecil pun dapat digunakan.

Setiap media pemberian ASIP memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Media
Kelebihan
Kekurangan
Dot
-  Familiar, sehingga relatif mudah digunakan
-  Relatif tidak belepotan atau cukup efekstif sebagai media pemberian ASIP
-  Risiko infeksi telinga tengah
-  Risiko caries gigi
-  Risiko bingung puting
-  Risiko kelainan pertumbuhan gigi
sendok, gelas, cupfeeder 
-  Minim risiko bingung puting
-  Anak cepat adaptasi saat mulai MPASI
-  Mudah belepotan jika belum terampil
Pipet
-  Cukup efektif
-  sedikit mudah bocor dibanding spuit/ spet
-  harus beberapakali menyedot dan melepaskan ASIP
Spet/ spuit 3cc atau 5 cc
-  sangat efektif, tidak mudah bocor dibanding pipet
-  harus beberapakali menyedot dan melepaskan ASIP



Mengingat banyaknya risiko akibat penggunaan dot, banyak pakar memang tidak menyarankan penggunaan dot. Meskipun risiko itu belum tentu terjadi, namun dot  sebaiknya baru menjadi media terakhir yang digunakan setelah mencoba media lain. Kontroversi penggunaan dot memang cukup menjadi polemik. IDAI menyarankan penggunaan dot baru boleh digunakan setelah bayi melewati periode mantap menyusu (40 hari). 

Selain faktor keterbatasan karena berada di lokasi yang jauh dari kota, di mana saat itu belum banyak olshop yang menjual perlengkapan ASI bayi, keluarga kami termasuk yang tidak 100 % anti terhadap penggunaan dot. Namun, karena berbagai kejadian kami pun akhirnya menjadi benar-benar waspada dalam menggunakan dot. Sekedar cerita, anak pertama saya menggunakan dot hampir di setiap saat saya tinggal bekerja sejak usia 5 hari. Dalam sehari setidaknya dia menggunakan dot selama 12 jam. Maka, pada umur 2 bulan, yang kami khawatirkan pun terjadi. Mas Faqih sempat nursing strike (menolak menyusu langsung) selama sekitar 3 hari yang membuat kami butuh effort luar biasa untuk mengembalikan kepercayaannya pada kami. Sejak saat itu, penggunaan dot benar-benar kami batasi jika hanya sangat terpaksa saja. Saat umur 6 bulan Mas Faqih resmi menyapih diri sendir dari dot, alhamdulillah... hehehe. Selanjutnya ASIP diminum melalui gelas, botol kaca, atau sedotan.

Berbeda dengan adiknya, Wafda tetap berlatih menggunakan dot (nggak kapok ceritanya.... ). Beberapa media sempat kami latihkan, namun tetap dot yang paling disuka. Karena saya masih punya cuti sekitar 2 bulan setelah melahirkan, kami memutuskan melatih pemberian ASIP sejak Wafda berumur 2 minggu. Setiap 1 atau 2 hari sekali saya sisihkan sekitar 20 cc ASIP fresh untuk diminum via dot. Ya, 20 cc alias sangat sedikit karena sekedar membiasakan saja bahwa ada media lain yang perlu dia gunakan saat tidak ada mamanya. Dot yang dipakai pun botolnya Pigeon wideneck warisan kakaknya. Hingga saat ini usianya 17 bulan, Wafda tidak pernah nursing strike. Yang ada malah nempeeeelll terus kalau mamanya lagi rumah. Lain anak memang lain cerita.

Bayi yang tidak dilatih minum ASIP dengan media lain selain menyusu langsung tentu membutuhkan adaptasi yang cukup lama dan kadang heroik. Jika ibu akan bekerja atau sekolah/ kuliah maka, merencanakan melatih memberikan ASIP adalah suatu kewajiban. Yang dilatih tentu tidak hanya bayi, namun juga pengasuhnya. Jika Ayah Bunda berkeyakinan untuk tidak menggunakan dot, maka pengasuh perlu diyakinkan bahwa media lain pasti bisa digunakan asalkan sabar dan telaten. Mulai berlatih sejak dini dan bertahap tentu lebih baik dalam pembiasaann ritme menyusu bayi.

happy parenting

semoga bermanfaat

Merita Arini
Mama duo Sierin, dokter, dosen, dan olshoper 


Sabtu, 17 September 2016

Sejak Kapan Memerah ASI Sebaiknya Dilakukan?

sumber gambar: metdoctor.com

Ayah Bunda yang baik...
Hidup itu memang perlu rencana, termasuk kapan bunda mulai memerah ASI setelah bayi lahir terutama bagi ibu bekerja. Namun,  perlu lebih dipahami bahwa di awal kelahiran bayi, yang terpenting adalah bayi bisa menyusu langsung pada ibu dengan nyaman dan optimal. Nyaman bagi ibu tanpa lecet di puting karena posisi perlekatan (latch on) kurang tepat, nyaman juga bagi ibu tanpa worry bayi tidak cukup mendapat ASI. Itulah pentingnya mengapa Ayah Bunda perlu memperkaya diri dengan ilmu per-ASI-an sebelum bayi lahir. 

Jika bayi telah berhasil menyusu dengan optimal (bisa dicek dari banyaknya pipis atau pup bayi), bunda bisa mulai belajar memerah ASI. Pada kondisi normal, umumnya produksi ASI mulai stabil setelah 3 hari kelahiran bayi atau sekitar umur bayi 1 minggu. Pada saat inilah bunda mulai bisa pumping baik dengan tangan atau menggunakan alat. Bagaimana jika cuti masih panjang? Apakah saya tetap harus mulai pumping sejak bayi berumur 1 minggu? Jawabannya adalah YA.

Perlu diingat bahwa produksi ASI mengikuti prinsip fisiologis SUPLY BASED ON DEMAND atau produksi sesuai dengan permintaan. Maksudnya, produksi ASI akan banyak jika ASI yang diminta melalui bayi menyusu langsung maupun diperah juga banyak. Demikian sebaliknya, ASI akan sedikit diproduksi jika permintaan dari bayi sedikit atau tidak dikeluarkan melalui pumping. Dengan demikian, semakin dini ASI disusukan kepada bayi dan diperah maka permintaan akan semakin banyak sehingga tubuh ibu akan merespon dengan jumlah produksi ASI yang juga banyak.

Ibu yang teratur memerah ASI sejak 1 minggu kelahiran bayi umumnya akan memiliki pola produksi ASI yang stabil dan cukup serta bonusnya memiliki stok ASI yaang cukup banyak saat menjelang cuti berakhir. Jadi, hanya ada tiga kata SEMANGAT-SEMANGAT-dan SEMANGAT sedari dini untuk memerah ASI. Hal ini sangat penting jika ke depannya memang direncanakan bayi harus mendapatkan ASI  tidak secara langsung terutama karena ibu bekerja atau kuliah.

Pada kasus bayi sakit atau harus dirawat di inkubator sejak lahir, tentu ibu harus memerah lebih dini. Gunakan tangan atau pompa asi yang nyaman untuk mengoptimalkan produksi ASI. Bunda tidak perlu terobsesi untuk memproduksi ASI sangat banyak karena kebutuhan ASI bayi bayi baru lahir sangatlah sedikit mengingat ukuran lambung mereka baru sebesar gundu.

Pertanyaan selanjutnya, berapakali dalam sehari harus memerah ASI? Jawaban yang ideal adalah mengikuti pola ideal bayi menyusu, yaitu tiap 2 jam. Pola ini bisa disiasati dengan memerah saat bayi menyusu (tandem pumping) pada sebelah payudara, dan mengosongkan payudara setelah bayi selesai menyusu. Berikutnya bayi menyusu pada payudara yang lain dan bersamaan pumping pada payudara yang tidak disusukan, demikian seterusnya. Namun demikian, jika hal ideal tersebut tidak dapat terlaksana, bunda perlu menyusun jadwal, membuat target fleksibel dan mengkomunikasikan dengan anggota keluarga lain. Frekuensi pumping minimal di luar jadwal menyusui adalah 3-4x dalam sehari.

Jadwal pumping yang rutin, teratur dan istiqomah insyaAllah akan berbuah stabilnya produksi ASI. Dengan demikian, stok ASIP akan cukup hingga menjelang weaning/ disapih. Let it flow, selalu berpikir positif dan libatkan seluruh tim sukses ASI meliputi Ayah, Kakek, Nenek, ART dan sebagainya. Kolaborasikan dan delegasikan berbagai peran bunda dengan tim sukses  ASI anda.

Mama Sierin
Penulis adalah ibu dari duo Sierin, bekerja sebagai dokter + dosen, dan ngolshop :)
sedikit berbagi agar bahagia



Selasa, 09 Agustus 2016

KB dan Bagaimana Islam Memandangnya

Keluarga Berencana tau KB tentu menjadi perbincangan hangat ketika Moms baru mempunyai bayi atau telah memiliki sejumlah anak. Sebagimana saya dan papa Sierin, kami juga mendiskusikan secara intens dan mengumpulkan materi dari banyak sumber. Yang jelas, setiap keluarga menginginkan tumbuh kembang anak optimal dan tidak ingin melakukan hal yang dilarang agama.

Nah, jadi bagaimana sebenarnya hukum ber-KB? Tulisan ini saya sarikan dari berbagai sumber dan dapat dilihat referensinya di akhir tulisan. Kita akan membahas KB secara medis dan bagimana Islam memandangnya.


A. HUKUM KB DALAM ISLAM
Secara umum hukum KB sebagai berikut:
1.      [تحديد النسل] Tahdidun nasl/ membatasi kelahiran
Membatasi kelahiran jelas hukumnya terlarang karena bertentangan ajaran Islam. Baik dengan alasan tidak bisa mencari rezeki ataupun susah mengurus anak.
عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat ” [HR Ibnu Hibban 9/338,Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ no 1784].
 Allah Ta’ala berfirman, وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيراً yang artinya, “Dan Kami jadikan kelompok yang lebih besar.” [Al-Isra’: 6]. Dengan demikian berarti bahwa jumlah yang banyak adalah karunia semua kaum. Kaum Nabi Syu’aib ‘alaihissalam diperingati tentang karunia mereka, وَاذْكُرُواْ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلاً فَكَثَّرَكُمْ yang artinya, “Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu.” [Al-A’raf: 86]

2.      [تنظيم الاسل] tandzimun nasl/mengatur kelahiran
Hal ini boleh jika dengan alasan kesehatan dan berdasarkan saran dari dokter yang terpercaya, karena jika sudah jelas berdasarkan fakta dan penelitian bahwa itu berbahaya maka tidak boleh dilakukan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Baqarah: 195]

Jadi, hukum awal KB sebenarnya boleh dengan niatan yang tidak untuk membatasi jumlah anak dan dengan metode yang tidak membahayakan tubuh. Hal ini dapat dilihat juga di dalam Fatwa Majma’ Fikh AL-Islami 
mengenai KB berikut ini. 
أولاً: لا يجوز إصدار قانون عام يحد من حرية الزوجين في الإنجاب.
ثانياً: يحرم استئصال القدرة على الإنجاب في الرجل أو المرأة، وهو ما يعرف بـ(الإعقام) أو (التعقيم)، ما لم تدعو إلى ذلك الضرورة بمعاييرها الشرعية.
ثالثاً: يجوز التحكم المؤقت في الإنجاب بقصد المباعدة بين فترات الحمل، أو إيقافه لمدة معينة من الزمان، إذا دعت إليه حاجة معتبرة شرعاَ، بحسب تقدير الزوجين عن تشاور بينهما وتراض بشرط أن لا يترتب على ذلك ضرر، وأن تكون الوسيلة مشروعة، وأن لا يكون فيها عدوان على حمل قائم.

Tidak boleh mengeluarkan Undang-Undang agar membatasi kebebasan suami-istri untuk memperoleh keturunan
diharamkan melakukan pemotongan/penghilangan kemampuan memiliki keturunan yaitu yang dikenal dengan steril (vasektomi/tubektomi). Hal tersebut dilakukan jika (darurat) sesuai dengan kaidah standar syariat
boleh mengontrol sementara dalam memperoleh keturunan dengan tujuan mengatur jarak kehamilan atau menghentikan sementara kehamilan pada jangka waktu tertentu. Jika ada hajat yang sesuai dengan tolak ukur syariat. Sesuai dengan kemampuan suami-istri, musyawarah dan saling ridha mereka. Tidak juga menimbulkan bahaya. Hendaknya sarananya juga sesuai dengan syariat dan tidak ada tindakan yang membahayakan kehamilan.
Sumber: http://www.saaid.net/tabeeb/15.htm#8

METODE KB
1. Alami
Sistem Kalender/ pantang berkala
‘Azl/ coitus interuptus
Barier/ Kondom
2.Non-alami
Hormonal: pil, susuk, suntik
AKDR/ IUD
Tubektomi
Vasektomi

Kita bahas satu persatu ya...

1. Coitus Interuptus/ ‘Azl
Perkataan sahabat Jabir radhiallahu ‘anhu
كنا نعزل على عهد النبي صلى الله عليه وسلم.
Kami (para shahabat) melakukan ‘azl di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [HR.Bukhari no. 5207/ 5208-5209, Muslim no. 1440]
Hadits tersebut di atas, menjelaskan tentang diperbolehkannya metode Azl/ coitus interuptus.

2. Barrier/ Kondom
Hukum menggunakan kondom adalah mubah atau boleh . Kondom bisa kita qiyas-kan dengan ‘azl karena alasan/ illat adalah mencegah tertumpahnya sperma ke dalam rahim. Maka hukumnya juga mubah. Karena penggunaan kondom bisa menggantika ‘azl. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah,
حكم البدل حكم المبدل منه
“hukum pengganti sama dengan hukum yang digantikan”
3. KB Hormonal
KB hormonal pada sebagian orang dapat mengganggu siklus haid, sebaiknya dihindari menggunakan KB jenis ini. 
فَإِنَّ ذَلِكَ شَىْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ
Sesungguhnya, haid adalah ketetapan/kodrat yang Allah tetapkan bagi para wanita keturunan Adam.” [H.R. Bukhari dalam bab Haidh dan Muslim]
Metode ini kurang dianjurkan karena dapat mengganggu proses fisiologis tubuh wanita yaitu siklus haidh.

4. AKDR/ IUD
Cara kerja: menciptakan radang steril di dalam rahim, meningkatkan kekentalan lendir rahim, menciptakan lingkungan yg “tidak nyaman” untuk hidup sperma, ovum, maupun zygot. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kebolehan metode ini. Bagi yang mengharamkan, berpendapat bahwa terdapat risiko membunuh zygot yang terbuahi secara tidak disengaja. Bagi yang menghalalkan, berpendapat bahwa hal tersebut di atas masih bersifat teoritis dan tidak dapat dibuktikan, mengingat masih terdapat ibu yang hamil meskipun telah menggunakan AKDR. Secara medis insya Allah tidak merusak rahim
5. MOW/ MOP/ STERIL
Vasektomi dan tubektomi dikenal sebagai Steril, yaitu metode yang membuat laki-laki atau wanita tidak bisa mempunyai anak untuk selama-lamanya dengan metode operasi tertentu. Hukum awal metode ini adalah haram karena membuat laki-laki dan wanita tidak bisa membuat keturunan selamanya, termasuk mengubah ciptaan Allah dan keluar jauh dari tujuan penciptaannya yaitu untuk memperoleh keturunan. Di atas, telah dijelaskan dalil mengenai perintah agar memperbanyak keturunan.  

Dari banyak literatur, saya menyimpulkan bahwa yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Hendaknya suami dan istri berkomunikasi untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi pasangan tersebut
memakai metode non-invasif  (penanggalan, kondom, dan ‘azl atau kombinasi) jika  sanggup jauh lebih dianjurkan karena mudah, tidak mengnggau fisiologis tubuh manusia, dan lebih minim efek samping terutama bagi ibu. Namun, metode ini membutuhkan komitmen kuat dari pasangan. Metode non-invasif dapat dilakukan secara kombinasi, misalnya menggunakan barrier sekaligus menghitung masa subur, dan lain sebagainya.
Perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu, sehingga bila ibu memiliki penyakit yang membahayakannya jika hamil lagi maka metode invasif bahkan yang diharamkan seperti vasektomi, tubektomi, dan pengangkatan rahim diperbolehkan sesuai indikasi.


Referensi
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf
https://muslim.or.id/20915-hukum-memakai-kondom-untuk-mencegah-kehamilan.html
https://muslimafiyah.com/kb-ada-yang-boleh-ada-kb-yang-haram.html
https://muslimafiyah.com/cara-“kb”-yang-mudah-dan-sederhana-yang-sesuai-syariat-insya-allah.html

 

Selasa, 05 April 2016

Bagaimana mempersiapkan ASI perah?

ASIP untuk dek Wafda
Fresh hasil perah hari ini


Ayah dan bunda yang baik...

Beberapa waktu lalu banyak meanyakan bagaimana cara terbaik memperisapkan ASI perah (ASIP) untuk diminumkan ke bayi. Hal sederhana dan teknis ini penting diketahui para orangtua agar ASIP yang diberikan selalu dalam keadaan Good Quality. Nggak mau kan ASIP yang didapatkan dengan susah payah, cucuran keringat, dan air mata, bahkan mungkin uang yang tidak sedikit untuk membeli perlengkapan tempur ASI sia-sia lantaran perlakuan yang kurang tepat terhadap ASI?

 Ada beberapa tahapan yang bisa ayah bunda lakukan sebagai berikut.

1.       Pra-Persiapan
Tahap ini dimulai sejak sehari sebelum bunda pergi meninggalkan bayi. Untuk keperluan yang terencana seperti bekerja, kuliah, atau acara lain, ayah bunda bisa menurunkan ASIP beku dari freezer ke kulkas bawah (chiller) pada malam hari atau kurang lebih 10-12 jam sebelum bunda pergi. Pagi harinya diharapkan ASIP beku sudah mencair. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi perubahan suhu yg terlalu mendadak pada ASIP. Perubahan suhu yang drastis bisa merusak nutrisi ASI lho... .

Berapa banyak ASIP yang diturunkan? Jawabannya tergantung lama pergi dan kebutuhan bayi. Bayi di bawah 4 bulan biasanya hanya membutuhkan sekitar 50-60 cc/ 2 jam, sedangkan bayi yang lebih besar atau sedang mengalami growth spurt  dapat menghabiskan 100-120 cc/ 2 jam, bahkan mungkin lebih. Next time kita bahas tentang kebutuhan ASI bayi, insyaAllah.

Perlu diingat bahwa ASIP beku yang dicairkan di chiller sebaiknya hanya digunakan dalam 1x24 jam. ASIP yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan lagi. Namun, pada kondisi mati lampu lama kadang menyebabkan beberapa ASIP mencair. Kalau jumlahnya sedikit bisa diminumkan atau digunakan untuk campuran MPASI. Nah kalau banyak yang mencair? Banyak pakar yang menyebutkan, asalkan yang mencair tidak lebih dari 75 %, bisa dibekukan lagi. Lagian sayang banget dech buang-buang ASIP.

2.       Persiapan
Pada tahap ini, sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah sebisa mungkin tidak membuat perubahan suhu yang drastis terhadap ASIP. Perlu diperhatikan jam-jam dan ciri kapan bayi biasanya haus. Biasanya nanny atau eyang yang momong bayi bisa memperkirakan jam-jam bayi minta minum. Jadi, pastikan ASIP siap sebelum bayi nangis kejer kehausan.

Keluarkan ASIP cair dari chiller kira-kira 20 menit sebelum jam hausnya bayi.  ASIP bisa direndam dengan air suam-suam kuku atau dihangatkan dengan warmer elektrik.

Beberapa orang tua, termasuk saya lebih senang tidak menghangatkan ASIP. Alasannya, lebih praktis dan  nutrisi dalam ASIP tidak terlalu banyak berubah karena banyak perlakuan dengan suhu berbeda-beda.  Asalkan ASIP sudah tidak terlalu dingin, bayi sudah bisa minum. Apa bayi enggak pilek tuh? Alhamdulillah sejauh ini bayi kami sehat-sehat saja. Kalaupun pilek biasanya karena tertular orang lain bukan karena minum asi dingin. Hehehehe... .

3.       Meminumkan
Pada tahap ini yang terpenting adalah siapkan media pemberian ASIP. Bisa pakai cupfeeder, soft feeder, spuit/ spet, pipet, sendok, dan sebagainya. Jika terpaksa menggunakan dot dan botolnya, pastikan di pagi hari semua sudah steril dan tinggal pakai. Urusan steril menyeteril ini masih saya handle sendiri dan belum bisa percayakan kepada asisten.

Nah, itu semua adalah langkah-langkah pemberian ASIP yang ideal. Bagaimana nih kalau emergency atau kepergian bunda tidak terencana? Tenang, prinsipnya adalah jangan menempatkan ASIP dalam perubahan suhu yang terlalu ekstrim. Jadi, jangan tiba-tiba merendam ASIP yang masih beku dalam air panas. Kalaupun terburu-buru sekali, usahakan merendam dalam air suhu ruangan yang diganti-ganti jika suhunya mulai dingin. Atau letakkan ASIP di luar kulkas. Sesekali memang ada keadaan tidak terduga termasuk ASIP cair yang dipersiapkan kurang.

Jika bunda tidak punya banyak stok ASI, ASIP tidak harus dibekukan jika akan diminum hanya keesokan hari. Simpan ASIP fresh pada kulkas bawah bagian yang paling dalam agar tidak terpengaruh perubahan suhu. ASIP fresh yang belum pernah dibekukan ini tahan 2 hingga 4 hari di dalam chiller.

Jika bunda punya banyak stok ASIP pun sebaiknya tetap di-mix.  Maksudnya, tidak harus selalu FIFO (first in first out) dengan memberikan ASIP beku terus menerus, akan tetapi bisa 2 fresh dan 2 beku atau terserah bunda.

Sedikit tulisan saya... .
Semoga bermanfaat... .