Sabtu, 17 September 2016

Sejak Kapan Memerah ASI Sebaiknya Dilakukan?

sumber gambar: metdoctor.com

Ayah Bunda yang baik...
Hidup itu memang perlu rencana, termasuk kapan bunda mulai memerah ASI setelah bayi lahir terutama bagi ibu bekerja. Namun,  perlu lebih dipahami bahwa di awal kelahiran bayi, yang terpenting adalah bayi bisa menyusu langsung pada ibu dengan nyaman dan optimal. Nyaman bagi ibu tanpa lecet di puting karena posisi perlekatan (latch on) kurang tepat, nyaman juga bagi ibu tanpa worry bayi tidak cukup mendapat ASI. Itulah pentingnya mengapa Ayah Bunda perlu memperkaya diri dengan ilmu per-ASI-an sebelum bayi lahir. 

Jika bayi telah berhasil menyusu dengan optimal (bisa dicek dari banyaknya pipis atau pup bayi), bunda bisa mulai belajar memerah ASI. Pada kondisi normal, umumnya produksi ASI mulai stabil setelah 3 hari kelahiran bayi atau sekitar umur bayi 1 minggu. Pada saat inilah bunda mulai bisa pumping baik dengan tangan atau menggunakan alat. Bagaimana jika cuti masih panjang? Apakah saya tetap harus mulai pumping sejak bayi berumur 1 minggu? Jawabannya adalah YA.

Perlu diingat bahwa produksi ASI mengikuti prinsip fisiologis SUPLY BASED ON DEMAND atau produksi sesuai dengan permintaan. Maksudnya, produksi ASI akan banyak jika ASI yang diminta melalui bayi menyusu langsung maupun diperah juga banyak. Demikian sebaliknya, ASI akan sedikit diproduksi jika permintaan dari bayi sedikit atau tidak dikeluarkan melalui pumping. Dengan demikian, semakin dini ASI disusukan kepada bayi dan diperah maka permintaan akan semakin banyak sehingga tubuh ibu akan merespon dengan jumlah produksi ASI yang juga banyak.

Ibu yang teratur memerah ASI sejak 1 minggu kelahiran bayi umumnya akan memiliki pola produksi ASI yang stabil dan cukup serta bonusnya memiliki stok ASI yaang cukup banyak saat menjelang cuti berakhir. Jadi, hanya ada tiga kata SEMANGAT-SEMANGAT-dan SEMANGAT sedari dini untuk memerah ASI. Hal ini sangat penting jika ke depannya memang direncanakan bayi harus mendapatkan ASI  tidak secara langsung terutama karena ibu bekerja atau kuliah.

Pada kasus bayi sakit atau harus dirawat di inkubator sejak lahir, tentu ibu harus memerah lebih dini. Gunakan tangan atau pompa asi yang nyaman untuk mengoptimalkan produksi ASI. Bunda tidak perlu terobsesi untuk memproduksi ASI sangat banyak karena kebutuhan ASI bayi bayi baru lahir sangatlah sedikit mengingat ukuran lambung mereka baru sebesar gundu.

Pertanyaan selanjutnya, berapakali dalam sehari harus memerah ASI? Jawaban yang ideal adalah mengikuti pola ideal bayi menyusu, yaitu tiap 2 jam. Pola ini bisa disiasati dengan memerah saat bayi menyusu (tandem pumping) pada sebelah payudara, dan mengosongkan payudara setelah bayi selesai menyusu. Berikutnya bayi menyusu pada payudara yang lain dan bersamaan pumping pada payudara yang tidak disusukan, demikian seterusnya. Namun demikian, jika hal ideal tersebut tidak dapat terlaksana, bunda perlu menyusun jadwal, membuat target fleksibel dan mengkomunikasikan dengan anggota keluarga lain. Frekuensi pumping minimal di luar jadwal menyusui adalah 3-4x dalam sehari.

Jadwal pumping yang rutin, teratur dan istiqomah insyaAllah akan berbuah stabilnya produksi ASI. Dengan demikian, stok ASIP akan cukup hingga menjelang weaning/ disapih. Let it flow, selalu berpikir positif dan libatkan seluruh tim sukses ASI meliputi Ayah, Kakek, Nenek, ART dan sebagainya. Kolaborasikan dan delegasikan berbagai peran bunda dengan tim sukses  ASI anda.

Mama Sierin
Penulis adalah ibu dari duo Sierin, bekerja sebagai dokter + dosen, dan ngolshop :)
sedikit berbagi agar bahagia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar