Kamis, 13 Oktober 2016

Mulai Kapan dan Bagaimana Melatih Bayi Minum ASIP?

sumber gambar: dokteranakku.net

Termasuk the most frequent question seputar per-ASI-an, kapan dan bagaimana melatih bayi minum ASI perah. Pengetahuan ini penting ayah bunda ketahui sejak sebelum bayi lahir. Karena... ayah bunda akan mempersiapkan banyak hal. PERSIAPAN yang paling penting adalah persiapan hati dan mental merelakan buah hati minum ASIP dari "media." Persiapan penting lainnya adalah menyiapkan peralatan  dan maintenance-nya. Peralatan yang perlu disiapkan adalah peralatan tempur ASI dan media untuk memberikan ASIP. Media yang dapat dipergunakan antara lain dot, spet/ spuit, pipet, sendok, botol sendok, softfeeder, cupfeeder, bahkan gelas kecil pun dapat digunakan.

Setiap media pemberian ASIP memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Media
Kelebihan
Kekurangan
Dot
-  Familiar, sehingga relatif mudah digunakan
-  Relatif tidak belepotan atau cukup efekstif sebagai media pemberian ASIP
-  Risiko infeksi telinga tengah
-  Risiko caries gigi
-  Risiko bingung puting
-  Risiko kelainan pertumbuhan gigi
sendok, gelas, cupfeeder 
-  Minim risiko bingung puting
-  Anak cepat adaptasi saat mulai MPASI
-  Mudah belepotan jika belum terampil
Pipet
-  Cukup efektif
-  sedikit mudah bocor dibanding spuit/ spet
-  harus beberapakali menyedot dan melepaskan ASIP
Spet/ spuit 3cc atau 5 cc
-  sangat efektif, tidak mudah bocor dibanding pipet
-  harus beberapakali menyedot dan melepaskan ASIP



Mengingat banyaknya risiko akibat penggunaan dot, banyak pakar memang tidak menyarankan penggunaan dot. Meskipun risiko itu belum tentu terjadi, namun dot  sebaiknya baru menjadi media terakhir yang digunakan setelah mencoba media lain. Kontroversi penggunaan dot memang cukup menjadi polemik. IDAI menyarankan penggunaan dot baru boleh digunakan setelah bayi melewati periode mantap menyusu (40 hari). 

Selain faktor keterbatasan karena berada di lokasi yang jauh dari kota, di mana saat itu belum banyak olshop yang menjual perlengkapan ASI bayi, keluarga kami termasuk yang tidak 100 % anti terhadap penggunaan dot. Namun, karena berbagai kejadian kami pun akhirnya menjadi benar-benar waspada dalam menggunakan dot. Sekedar cerita, anak pertama saya menggunakan dot hampir di setiap saat saya tinggal bekerja sejak usia 5 hari. Dalam sehari setidaknya dia menggunakan dot selama 12 jam. Maka, pada umur 2 bulan, yang kami khawatirkan pun terjadi. Mas Faqih sempat nursing strike (menolak menyusu langsung) selama sekitar 3 hari yang membuat kami butuh effort luar biasa untuk mengembalikan kepercayaannya pada kami. Sejak saat itu, penggunaan dot benar-benar kami batasi jika hanya sangat terpaksa saja. Saat umur 6 bulan Mas Faqih resmi menyapih diri sendir dari dot, alhamdulillah... hehehe. Selanjutnya ASIP diminum melalui gelas, botol kaca, atau sedotan.

Berbeda dengan adiknya, Wafda tetap berlatih menggunakan dot (nggak kapok ceritanya.... ). Beberapa media sempat kami latihkan, namun tetap dot yang paling disuka. Karena saya masih punya cuti sekitar 2 bulan setelah melahirkan, kami memutuskan melatih pemberian ASIP sejak Wafda berumur 2 minggu. Setiap 1 atau 2 hari sekali saya sisihkan sekitar 20 cc ASIP fresh untuk diminum via dot. Ya, 20 cc alias sangat sedikit karena sekedar membiasakan saja bahwa ada media lain yang perlu dia gunakan saat tidak ada mamanya. Dot yang dipakai pun botolnya Pigeon wideneck warisan kakaknya. Hingga saat ini usianya 17 bulan, Wafda tidak pernah nursing strike. Yang ada malah nempeeeelll terus kalau mamanya lagi rumah. Lain anak memang lain cerita.

Bayi yang tidak dilatih minum ASIP dengan media lain selain menyusu langsung tentu membutuhkan adaptasi yang cukup lama dan kadang heroik. Jika ibu akan bekerja atau sekolah/ kuliah maka, merencanakan melatih memberikan ASIP adalah suatu kewajiban. Yang dilatih tentu tidak hanya bayi, namun juga pengasuhnya. Jika Ayah Bunda berkeyakinan untuk tidak menggunakan dot, maka pengasuh perlu diyakinkan bahwa media lain pasti bisa digunakan asalkan sabar dan telaten. Mulai berlatih sejak dini dan bertahap tentu lebih baik dalam pembiasaann ritme menyusu bayi.

happy parenting

semoga bermanfaat

Merita Arini
Mama duo Sierin, dokter, dosen, dan olshoper 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar